Rabu, 28 November 2012

Daftar Anggota Roban Fencing Club -Desember 2012

No Nama Jabatan Pedang
1 Pak Sumadyo Pelatih -
2 Nanang Pelatih-Anggota Degen
3 Ridwan Pelatih-Anggota Floret
4 Agus Anggota Degen
5 Andre Anggota Floret
6 Bagus Anggota Degen
7 Budi Anggota Floret
8 Dessy Anggota Floret
9 Deva Anggota Degen
10 Edward Anggota Floret
11 Elvi Anggota Floret
12 Fahmi Anggota Sabel
13 Fitri Anggota Degen
14 Ika Anggota Floret
15 Khabib Anggota Sabel
16 Madum Anggota Sabel
17 Putri Anggota Floret
18 Samsul Anggota Sabel

Rabu, 07 November 2012

Anggar


Sejarah Anggar
Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, para tentara Kerajaan Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu terdapat dus macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk berkelahi dan olahraga.
Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.
Tokoh-tokoh militer bangsa Indonesia yang mempunya keahlian bermain anggar pada waktu itu antara lain adalah Drh.Singgih, Soeparman, Maryono, Setu, Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey, Suratman, Mantiri, C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan bermain anggar maupun olahraga lainnya, KNIL mendirikan sekolah olahraga militer. Sekolah olahraga militer tersebut didirikan guna untuk mendidik para guru anggar, guru renang, dan guru olahraga lainnya. Lembaga pendidikan militer tersebut didirikan di Bandung dan Magelang.
Pada masa penjajahan Jepang, tidak ada informasi yang masuk tentang perkembangan olahraga anggar di Indonesia. Dalam masa perang kemerdekaan, banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur militer Belanda yang menjadi instruktur di Akademi MiliterYogyakarta. Mereka mengajarkan cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun berkelahi dengan menggunakan sangkur.
Dalam Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun 1948 di Solo, olahraga anggar mulai diperkenalkan serta dieksibisikan oleh para guru anggar mantan instruktur militer Belanda tersebut.
Setelah penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia, para guru anggar yang tersebar di tanah air mulai mengembangkan olahraga anggar dengan cara mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa daerah. Seperti di Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan di Sulawesi Selatan.
Perkumpulan anggar di ibukota kita, Jakarta, didirikan oleh Kasimin Atmosoewirjo, Soekarno, dan Drh. Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin Atmosoewirjo mulai mengembangkan olahraga anggar diJakarta bersama dengan puteranya yang bernama Suratmin.
Perjuangan para guru anggar yang telah merintis olahraga anggar di tanah air selanjutnya dikembangkan oleh para penerus. Baik oleh murid, anak, maupun cucu, sehingga pada saat ini olahraga anggar dapat terus berkembang di berbagai provinsi di Indonesia.
Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda, permainan anggar mulai diajarkan di sekolah olahraga maupun perguruan tinggi olahraga. Di lingkungan akademi militer dan polisi juga sempat diajarkan cara bermain anggar, namun pada akhirnya kurang berkembang.
Dalam perkembangan selanjutnya, olahraga anggar mulai dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional kedua yang diselenggarakan pada tahun 1951 di Jakarta. Setelah itu olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam setiap Pekan Olahraga Nasional hingga sekarang.
SEDIKIT TENTANG ANGGAR
Anggar merupakan olahraga permainan duel satu lawan satu dengan menggunakan pedang dengan penilaian berdasarkan tusukan (degen dan floret) atau sabetan (sable).Ada tiga macam pedang dalam olahraga Anggar yaitu :
1. Pedang Degen
            Sasaran : Seluruh tubuh
2. Pedang Floret
            Sasaran : Badan
3. Pedang Sabel
            Sasaran : dari kepala sampai dadan